# Tags
#Bisnis

Pendapatan Bersih Konsolidasi PT Astra International Tbk Naik 20 Persen

KampusMedan – Jakarta, Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada semester pertama 2021 sebesar Rp107,4 triliun, naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersih Grup mencapai Rp8,8 triliun, 22% lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun 2020, ketika Grup memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata. Tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan ini, laba bersih Grup meningkat 61%, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik.

Demikian dikemukakan Presiden Direktur PT.Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, Kamis (29/7/2021).Menurutnya, nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2021 sebesar Rp4.012, meningkat 4% dibandingkan pada 31 Desember 2020. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup, mencapai Rp20,5 triliun pada 30 Juni 2021, dibandingkan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020, yang disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik, serta realisasi belanja modal dan keperluan modal kerja yang lebih rendah. Jika volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat mengalami peningkatan. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp41,2 triliun pada 30 Juni 2021.

Laba bersih Grup lebih rendah pada semester pertama tahun 2021 dibandingkan dengan semester pertama tahun 2020. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham PT Astra International Tbk dari tiap-tiap divisi adalah sebagai berikut:

Otomotif
Laba bersih dari divisi otomotif Grup naik 362% menjadi Rp3,3 triliun, terutama karena dampak negatif pandemi terhadap kinerja divisi ini pada kuartal kedua tahun lalu dan langkah-langkah penanggulangannya, serta peningkatan volume penjualan pada semester pertama tahun ini, terutama pada segmen roda empat (yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah).

Penjualan mobil nasional naik 51% menjadi 393.000 unit pada semester pertama tahun 2021, penjualan mobil Astra naik 50% menjadi 210.000 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 53%. Penjualan sepeda motor secara nasional naik 30% menjadi 2,5 juta unit pada semester pertama tahun 2021, penjualan sepeda motor Honda Astra naik 29% menjadi 1,9 juta unit dengan pangsa pasar yang stabil. Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan laba bersih sebesar Rp267 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp296 miliar pada semester pertama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).

Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 2% menjadi Rp2,1 triliun selama semester pertama 2021, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum. Bisnis pembiayaan konsumen Grup mengalami peningkatan nilai pembiayaan sebesar 13% menjadi Rp40,0 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 3% menjadi Rp564 miliar, sementara kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor juga meningkat sebesar 3% menjadi Rp949 miliar. Kedua peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.

Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat naik 46% menjadi Rp2,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini menurun 20% menjadi Rp28 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan portofolio pembiayaan. PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp597 miliar, terutama disebabkan hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 78% menjadi Rp2,8 triliun.

Laba bersih dari divisi alat berat Grup, pertambangan, konstruksi dan energi naik 13% menjadi Rp2,7 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batu bara. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp4,5 triliun. Penjualan alat berat Komatsu meningkat 60% menjadi 1.361 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatatkan penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 3% menjadi 409 juta bank cubic metres, sementara produksi batu bara naik sebesar 3% menjadi 58 juta ton. Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 12% menjadi 6,3 juta ton, termasuk penjualan 1,4 juta ton metallurgical coal.PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 5% menjadi 176.000 ons.PT Acset Indonusa Tbk (Acset), anak perusahaan yang 64,8% sahamnya dimiliki UT, melaporkan rugi bersih sebesar Rp153 miliar, terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya proyek pekerjaan konstruksi selama masa pandemi.

Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis Grup meningkat 66% menjadi Rp517 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 66% menjadi Rp649 miliar.Harga minyak kelapa sawit meningkat 27% menjadi Rp10.274/kg.Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun 9% menjadi 933.000 ton.

Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat laba bersih Rp91 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp88 miliar pada semester pertama tahun 2020, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA). Astra mempunyai kepemilikan saham di 358km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.

Pendapatan dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 41%. Pada bulan Juni, Grup mengakuisisi tambahan 14% saham di Marga Lingkar Jakarta, sehingga kepemilikan Grup menjadi 49%. Marga Lingkar Jakarta adalah operator tol Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7km, yang merupakan bagian dari tol Lingkar Luar Jakarta I.Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) meningkat sebesar 138% menjadi Rp81 miliar, terutama karena meningkatnya penjualan mobil bekas, marjin operasi yang lebih baik, dan peningkatan jumlah kontrak sewa yang sedikit meningkat menjadi 23.000 unit.

Teknologi Informasi
Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 13% menjadi Rp14 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.

Properti
Laba bersih dari divisi properti Grup meningkat sebesar 17% menjadi Rp83 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

Sebagian besar bisnis Grup mengalami perbaikan pada semester pertama tahun 2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 ketika Grup menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan terkait dengan penanggulangan pandemi COVID-19 pada kuartal kedua tahun 2020. Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup masih akan menantang hingga akhir tahun ini, mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini. Neraca keuangan dan posisi pendanaan Grup tetap kuat.(REL/MBB)