# Tags
#Kampus

Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Kekurangan 600.000 SDM Setiap Tahun

Oleh Bagas Elwi Nibra dan Sintia Melati, Fakultas Ilmu Sosial Politik USU

Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia harus diimbangi dengan pertumbuhan sumber daya manusia (SDM) yang cukup besar di bidang digital, apalagi saat ini Indonesia diperkirakan kekurangan 600.000 sumber daya manusia ekonomi digital setiap tahunnya. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berbakat dan pengusaha teknologi yang kompetitif juga diperlukan, karena industri berbasis teknologi dan digitalisasi akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi masyarakat internasional.

Menteri koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perubahan perilaku ini menjadi peluang untuk mempercepat transformasi digital berbagai unit bisnis, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi percepatan pemulihan ekonomi.

Pandemi COVID-19 telah mendorong perilaku masyarakat menuju digitalisasi yang mengarah pada transformasi ekonomi dan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat. Hal ini telah menyebabkan transformasi ekonomi dan perkembangan pesat di bidang teknologi digital. Perubahan perilaku tersebut dapat menjadi peluang bagi dunia usaha. Perubahan perilaku ini menjadi peluang untuk mempercepat transformasi digital berbagai unit bisnis, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam percepatan pemulihan ekonomi.

Komisaris Bukalapak Bambang Brodjonegoro mengatakan, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital belum diimbangi dengan sumber daya ekonomi digital, karena Indonesia kekurangan sebanyak 600.000 sumber daya manusia dalam ekonomi digital setiap tahun.

Bambang mengingatkan, pada tahun 2030, kebutuhan sumber daya manusia di ekonomi digital diperkirakan mencapai 17 juta. Ia mengatakan, saat ini ada lima posisi yang paling diminati dan terkait dengan kapabilitas teknologi informasi, yaitu back-end developer, front-end developer, Android developer, full-stack developer, dan data scientist.
Bambang juga menambahkan, salah satu penyebab kurangnya SDM di bidang teknologi informasi adalah kurikulum yang tidak tepat waktu, banyaknya lulusan TI yang tidak bekerja di bidang TI, dan adanya kesenjangan pemahaman antara departemen pendidikan dan perusahaan.

Pemerintah harus mencari cara untuk mengatasi kesenjangan sumber daya manusia dalam ekonomi digital. Salah satunya bisa mengajak kerjasama dengan perusahaan digital dan start-up untuk mencari cara tercepat untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia dalam ekonomi digital.

Direktur Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam, mengatakan kampus berperan penting dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam ekonomi digital. Saat ini sekitar 20% kampus di Indonesia telah membuka proyek penelitian informatika, dan jumlah mahasiswanya telah mencapai sekitar 1 juta. Diperkirakan sekitar 100.000 lulusan siap memasuki industri teknologi informasi setiap tahunnya. Namun jumlah tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan teknologi informasi. Oleh karena itu, kampus harus memiliki strategi khusus untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar dapat digunakan kapan saja.

Nizam menambahkan, selain menjalin kerjasama dengan kampus internasional melalui pertukaran mahasiswa dan penelitian bersama, pihak kampus juga telah merumuskan sejumlah strategi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang teknologi informasi, termasuk kampus yang bekerjasama dengan perusahaan teknologi informasi. Yang tidak kalah penting adalah kampus memaksa mahasiswa untuk belajar menciptakan produk-produk inovatif.

CEO Geekhunter Ken Ratri Iswari mengatakan, perusahaan digital Indonesia harus bersaing dengan perusahaan asing untuk sumber daya manusia dalam ekonomi digital. Pasalnya, perusahaan asing asal Singapura atau Malaysia juga tertarik merekrut sumber daya manusia ekonomi digital dari Indonesia. Karena itu, Geekhunter sering menemui kesulitan saat mencari bantuan SDM dari perusahaan digital.(RED/KMC)