# Tags
#Kampus

Makna Kartini Bagi Remaja Wanita Generasi Z

Oleh Yushita Marini, Dosen Universitas Terbuka

Perayaan Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April setiap tahunnya, memberikan pengingat bagi masyarakat Indonesia mengenai perjuangan seorang Ibu Raden Ajeng Kartini, sebagai seorang Pahlawan Wanita dalam memperjuangkan Emansipasi Wanita di Indonesia, yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno, pada tahun 1964 melalui Keputusan Presiden Nomor 108 tanggal 02 Mei 1964 sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Lantas apakah Emansipasi Wanita itu? Dan mengapa Emansipasi Wanita itu diperjuangkan?

Emansipasi Wanita pada masa tersebut merupakan proses pembebasan dari perbudakan, pembebasan kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau menguatan hukum yang membatasi kemungkinan Wanita untuk berkembang dan maju, karena pada masa tersebut Wanita di Indonesia dianggap tidak memerlukan pendidikan, perlakuan sosial ekonomi dan kebutuhan hukum yang sederajat dengan pria. Beberapa hal yang diperjuangkan Kartini terkait Emansipasi Wanita antara lain : 1. Pendidikan bagi kaum Wanita, 2. Wanita tidak dipandang rendah, 3. Wanita berhak bebas dan punya kesempatan setara.

R.A. Kartini menuliskan kisah pengalaman para wanita pada masanya mendapatkan perlakuan yang buruk dari para Pria, dimana Para Pria dari sejak kecilnya selalu dilebih-lebihkan dari wanita. Pada masa itu wanita terikat adat, tidak dibolehkan keluar rumah dan dikurung dalam rumah seorang diri, tidak diizinkan mendapatkan pendidikan, dan kedudukan kaum Wanita selalu dianggap lebih rendah dari kaum pria. Sehingga masa itu, Kartini memperjuangkan Emansipasi Wanita dengan mendirikan sekolah perempuan di Jepara dengan maksud RA Kartini saat itu adalah bila memang pemerintah ingin memajukan peradaban, maka haruslah kecerdasan pikiran dan kecerdasan budi sama dimajukan baik untuk kaum pria maupun wanita.

Remaja Wanita Generasi Z Saat Ini

Kemerdekaan para Wanita di Indonesia saat ini dalam mengembangkan bakat dan karya serta pendidikannya dan mengutarakan pendapat tentu saja tidak lepas dari perjuangan Kartini, dimana pada tahun 2023 ini kita bisa melihat beberapa Wanita telah mampu maju sebagai bagian dari para pemimpin di Indonesia. Sebut saja salah  satunya Ibu Sri Mulyani, yang merupakan salah satu Wanita yang menjadi Menteri Keuangan yang cukup berpengaruh secara Internasional dalam melakukan perbaikan dari berbagai bidang ekonomi dan keuangan negara guna memenuhi akuntabilitas dan stabilitas ekonomi di Indonesia. Peran beliau ini juga dapat dikatakan sebagai penerus Kartini Zaman Now.

Para Wanita Generasi Z yang saat ini berusia remaja tentu saja tidak lagi merasakan apa yang dialami masa Kartini dahulu, namun kenikmatan kemerdekaan dalam emansipasi Wanita masih dirasakan sampai saat ini. Gen Z atau disebut juga i-Generation ini merupakan generasi up to date terhadap isu yang tersebar di media massa atau internet.

Sejak kecil para remaja Gen Z ini sudah terbiasa dengan mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu melalui teknologi, seperti nge-tweet dengan Handphone sambil browsing pakai PC, dan mendengarkan music menggunakan headset dalam satu waktu. Kegiatan mereka banyak berhubungan dengan dunia maya yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.

Kecenderungan Gen Z kurang berkomunikasi secara verbal dan individualis ini semakin terbentuk kala masa Pandemi Covid 19 mengharuskan seluruh kegiatan manusia di Dunia harus memanfaatkan gadget dan teknologi baik dalam bentuk komunikasi, transaksi keuangan, pelaksanaan pendidikan sampai dalam hal emosional dan kreativitas karya. Gen Z di Indonesia disebut juga Generasi Micin karena menyukai hal-hal yang serba instan dan bebas berekspresi, tentu saja para Remaja Wanita saat ini telah memiliki kebebasannya dalam mengemukakan pendapat, berekspresi, kebebasan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya dan memiliki pandangan derajat dunia yang sama baik terhadap perbedaan gender pria dan wanita.

Sehingga bila dibandingkan dengan masa perjuangan R.A. Kartini yang masa itu merupakan Generasi Pasca Perang, masa perjuangan diri dari kekangan kebebasan hidup dan berpendapat, tentunya tidak dapat dibandingkan dengan masa kebebasan hidup sekarang. Apalagi pada perkembangan Gen Z, kebebasan dan kemudahan memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia dan berbagi informasi tersebut melalui internet, digital dan teknologi yang memudahkan dan serba instan ini menjadikan Gen Z menjadi generasi yang cenderung lebih toleran terhadap perbedaan kultur, sosial, gender dan lebih menerima lingkungan dengan kelompok rasa atau etnis minoritas. Kemandirian mereka dalam pengambilan keputusan hidup menjadikan Gen Z mendapatkan kebebasan dalam menjalani hidup mereka.

Lantas, bagaimana Remaja Wanita Gen Z memaknai Hari Kartini?

Kemudahan berpendapat dan kebebasan yang ada saat ini, tentu saja tidak menjadikan Gen Z abai terhadap Hari Kartini. Para Remaja Wanita Gen Z sekarang memaknai Hari Kartini dengan memupuk rasa nasionalis dan menolak segala bentuk diskrimatif terhadap Wanita di Indonesia. Makna perjuangan Kartini di tahun 2023 ini, dirangkum sebagai berikut :

  1. Mendapatkan kesetaraan dalam memperoleh hak pendidikan, dimana masa modern saat ini pun masih ada stereotip “Perempuan/Wanita ujungnya jadi Ibu Rumah Tangga saja”. Dan stereotip ini masih menyebar dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, baik dalam sosial media dunia nyata maupun dalam dunia maya. Terus menyalurkan pendapat bahwa Wanita tidak perlu ragu dalam mengejar mimpi dan cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi, karena Wanita memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam pendidikan. Apalagi dasar pendidikan anak-anak, baik anak laki-laki maupun perempuan berasal dari Ibu yang merupakan Wanita. Sehingga Wanita dengan pendidikan yang baik, akan membentuk masa depan anak-anak bangsa yang baik pula.
  2. Membuka lebar kesempatan Wanita dalam berkarya, hal ini sesuai dengan cita-cita Kartini agar Wanita tidak selamanya dicap hanya berakhir didapur dan mengurus rumah. Membuka kesetaraan Wanita Modern dapat berkarya seperti Para Pria. Perempuan bebas berekspresi, mengutarakan mimpi dan ide kreatifnya, menyalurkan bakat dan membuat gerakan inovatif serta menyuarakan hasil pemikiran yang bermanfaat bagi sekitarnya. Saat ini, para remaja Wanita banyak mengekspresikan karya dan hasil pemikirannya melalui sosial media, media online dan aplikasi digital yang banyak dimanfaatkan oleh para remaja, khususnya remaja perempuan/Wanita dalam berbagi kisah hidupnya dinegara Indonesia kita tercinta.
  3. Mendorong rasa percaya diri Wanita dalam berkarir, bukan sekedar mencari uang dan perekonomian, namun menjadi teladan dan menjalankan hak asasi setiap orang. Wanita modern yang memiliki semangat juang tinggi dalam kehidupannya, percaya diri dan yakin akan kemampuan yang dimilikinya, mandiri dalam memerdekakan dirinya dan memiliki prinsip hidup yang kuat. Apalagi saat ini media massa atau internet memberikan kemudahan lebih bagi para Wanita yang ingin berkarir namun juga ingin tetap berada dirumah mengurus keluarga, sehingga Wanita dapat lebih bebas memerankan multitaskingnya tanpa paksaan sebagai Wanita karir juga mengurus rumah tangga. Menjadi lebih mandiri dalam membantu keluarga dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan tidak mengabaikan peran yang sama untuk para pria didalam rumah tangga.
  4. Membangkitkan kualitas hidup Wanita itu sendiri, peran sinergi Wanita dalam sektor pembangunan, dan peningkatan jumlah para perempuan/wanita yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di pemerintahan menjadi perjuangan tersendiri dalam memaknai perjuangan Kartini saat ini.

Tentu saja sebagai Wanita, kita masih memiliki banyak tugas hidup yang harus kita jalani. Semangat Kartini dalam diri masih harus terus kita tanamkan dalam diri sebagai bentuk perjuangan yang bermakna demi masa depan dunia yang lebih baik. Selamat Hari Kartini, semangat Kartini akan terus hidup dalam setiap diri Wanita di Indonesia.