# Tags
#Bisnis

Gali Potensi Ekonomi Syariah Lewat FESyar Regional Sumatera 2021

KampusMedan – Medan, Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai potensi ekonomi dan keuangan syariah dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi, khususnya di Regional Sumatera, digelar FESyar Regional Sumatera 2021 dari tanggal 10 hingga 15 Agustus 2021, dengan tema “Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Sumatera Melalui Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah”.

Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo, Selasa (10/8/2021). Menurutnya, narasumber dari KNEKS akan sharing pengetahuan mengenai peran KNEKS dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi dari sisi ekonomi dan keuangan syariah. Narasumber dari Aroma Prima Group berbagi pengalaman mengenai penerapan aspek syariah dalam kegiatan usaha, strategi keberlangsungan usaha di tengah pandemi, dan strategi pengelolaan manajemen keuangan dan SDM dalam mendukung kesuksesan usaha. Sementara itu narasumber dari FEBI UINSU berbagi ilmu mengenai potensi, peran serta, dan tantangan pengembangan ekonomi syariah di Sumatera Utara.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada KPw BI Prov. Riau, selaku Host FESyar Regional Sumatera 2021 yang telah menginisiasi FESyar Regional Sumatera 2021, yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 10 – 15 Agustus 2021. Kami memperoleh informasi bahwa sebagaimana penyelenggaraan FESyar tahun sebelumnya, FESyar Regional Sumatera 2021 kali ini juga mengagendakan 2 kegiatan utama, yaitu Sharia Forum dan Sharia Fair. Pada kegiatan Sharia Fair akan dilaksanakan showcasing produk UMKM dan pesantren secara virtual dan berbagai perlombaan. Sementara itu pada kegiatan Sharia Forum akan dilaksanakan berbagai kegiatan webinar dan talkshow yang tersebar pelaksanaannya secara virtual di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Regional Sumatera”,ujar Soekowardojo.

Ia menambahkan, saat ini ekonomi dan keuangan syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru global yang didorong oleh empat faktor utama, yaitu pertumbuhan penduduk (muda) muslim yang tinggi, pertumbuhan ekonomi syariah yang tinggi, upaya Negara-negara OIC (Organization of the Islamic Conference) yg memfokuskan pada pengembangan pasar produk halal, serta nilai-nilai etika islam yang mendasari praktik bisnis dan lifestyle.

Menurutnya, hal ini juga didukung dengan key success factors, yaitu adanya dukungan penuh Pemerintah, ekonomi dan keuangan syariah telah dicanangkan sebagai program nasional, keterlibatan badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas, adanya fokus dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif yg kita miliki, serta strategi nasional yg mencakup reformasi struktural pemerintah, maupun paradigma masyarakat.

Soekowardojo menuturkan, peran kebijakan ekonomi dan keuangan syariah dalam pemulihan ekonomi nasional berjalan melalui tiga hal.Pertama, yang pertama melalui perannya sebagai bagian dari bauran kebijakan utama Bank Indonesia, termasuk dalam sinergi koordinasi antarotoritas.Kedua, melalui perannya dalam mendukung ketahanan usaha syariah melalui pemberdayaan ekonomi syariah yang berdasarkan prinsip kemitraan, baik pada UMKM syariah, maupun pada unit ekonomi pesantren. Dukungan ketahanan usaha syariah, dalam hal ini juga dilakukan dengan optimalisasi pembiayaan dari sektor keuangan syariah. Ketiga, melalui perannya dalam optimalisasi keuangan sosial syariah (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) sesuai dengan prinsip penggunaannya.

“Peran ekonomi dan keuangan syariah dalam pemulihan ekonomi nasional mempunyai momentum yg sangat baik, dimana pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 baik di tingkat nasional maupun daerah, telah mencatat periode ekspansif atau lepas dari periode kontraksi. Berdasarkan hasil rilis PDRB pada tanggal 5 Agustus 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Sumatera Utara untuk triwulan II tahun 2021 mencatatkan angka positif masingmasing sebesar 7,07% dan 4,95% yoy. Realisasi ini juga sebagai momentum proses recovery ekonomi kedepan, setelah pada empat triwulanan sebelumnya selalu mencatat kontraksi ekonomi. Momentum pertumbuhan yang mulai ekspansi didorong oleh berbagai sumber pertumbuhan ekonomi baik ekspor, konsumsi, belanja pemerintah dan investasi. Demikian juga kalau kita lihat dari lapangan usaha utama yang secara umum menunjukkan penguatan. Salah satu kinerja lapangan usaha dengan kontribusi besar dan pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor perdagangan, yaitu 9,4% untuk Indonesia dan 6,9% untuk Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan, berbagai kebijakan pemulihan ekonomi berjalan dengan baik. Kita harapkan momentum ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk dari ekonomi dan keuangan syariah agar proses recovery dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan secara berkelanjutan”,tegasnya.

Bank Indonesia menurutnya secara konsisten terus bersinergi mengimplementasikan berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dalam program pengembangan ekosistem rantai nilai halal, Bank Indonesia terus melanjutkan program kemandirian ekonomi pesantren maupun pengembangan platform Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2020, tercatat 97 pesantren binaan Bank Indonesia dan 119 anggota IKRA dari Regional Sumatera. Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan program yang dilakukan pada tahun 2021 ini.(REL/MBB)