# Tags
#Bisnis

Konsumsi Masyarakat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sumut

KampusMedan – Medan, Berbagai indikator ekonomi terkini di Sumatera Utara terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh. Pulihnya ekonomi di Sumatera Utara tercermin pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong konsumsi, selain dukungan meningkatnya nilai ekspor komoditas akibat masih tingginya harga komoditas ekspor.

Demikian dikemukakan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Ibrahim dan Azka, dalam Bincang-Bincang Media (BBM), Selasa (26/7/2022) secara hybrid. Menurutnya, perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tetap tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan kisaran 3,5-4,3%. Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.

Peningkatan konsumsi masyarakat juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Hasil liaison Bank Indonesia juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik dan juga ekspor di tengah kenaikan biaya bahan baku serta energi dampak krisis global yang terus berlanjut.

Dukungan konsumsi masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut tersebut tetap mendapat perhatian, sebab tingginya inflasi akhir-akhir ini dikhawatirkan akan melemahkan konsumsi masyarakat.

Diketahui, inflasi tahunan Sumatera Utara pada bulan Juni 2022 meningkat sebesar 5,61% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 4,18% (yoy), dan berada di atas rentang target inflasi nasional 3±1%.

Komoditas cabai merah menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2022, disebabkan oleh menurunnya pasokan cabai merah dari dalam dan luar Sumatera Utara sebagai dampak gangguan cuaca sehingga mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.

Beberapa komoditas lain seperti minyak goreng, daging sapi, telur ayam, bawang merah, dan beras mencatatkan harga di atas range maupun rata-rata harga 3 tahun terakhir.

Pada bulan Juli 2022, inflasi Sumatera Utara, baik secara bulanan maupun tahunan diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juli yang berpotensi mempengaruhi produktivitas sebagian komoditas, berlanjutnya kenaikan harga pupuk dan pakan ternak, tarif angkutan udara yang diprakirakan masih tinggi seiring dengan perkembangan harga avtur yang masih tinggi serta dampak kenaikan tarif listrik dan harga elpiji non subsidi.

Tingginya harga komoditas utama, khususnya di periode semester II, serta didukung berlanjutnya Program Pemulihan Ekonomi Nasional juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, konflik geopolitik yang masih berlanjut dan berisiko memperpanjang krisis rantai pasok global serta potensi risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang dapat berpengaruh terhadap permintaan menjadi hal yang perlu diwaspadai.(RED/MBB)