Widuri Butik dan Rutan Kelas 1 Medan Kerjasama Pelatihan Konveksi Warga Binaan
KampusMedan – Medan, Widuri Butik dan Rumah Tahanan (Rutan) Negara kelas 1 Medan Kantor Wilayah Kemenkumham, sepakat untuk melakukan penanda tangan kerja sama perjanjian tentang pelatihan kemandirian warga binaan pemasyarakatan di bidang konveksi, pembuatan sandal & tas serta pemasaran hasil karya warga binaan secara digital.
Manajemen Widuri Butik diwakilkan oleh Dolly Iskandar Lubis, sedangkan dari Rutan Kelas 1 Medan diwakilkan oleh Kepala Rutan Kelas 1 Medan Nimrot Sihotang. Nantinya diharapkan warga binaan Rutan Kelas 1 Medan mempunyai keahlian di bidang konveksi , sehingga mereka bisa menjadi masyarakat yang produktif & mandiri.
Dengan pelatihan diberikan kepada warga binaan, nantinya setelah warga binaan bebas, mereka mempunyai skill yang baik dan tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji lagi.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga binaan mampu menjadikan konveksi sebagai sumber penghasilan utama mereka. Pada akhir pelatihan, kepada mereka akan diberikan sertifikat yang dapat digunakan untuk pekerjaan atau usaha ke depannya. Atas dukungan pak kepala Rutan dan pegawai/staf Rutan, Insyallah bimtek ini akan menghasil kan tenaga-tenaga kerja baru di bidang konveksi”,ujar pimpinan Widuri Butik, Diah Lukito.
Selain pelatihan konveksi baju, sandal dan tas. Widuri Butik juga mengajarkan mereka bagaimana cara memasarkan produk dengan, baik sehingga dikenal banyak orang. “Widuri Butik juga meyakinkan warga binaan, bahwa memulai usaha dari nol hingga besar bukan lah omong kosong. Widuri butik merupakan penjahit rumahan yang didirikan tahun 1995, hingga sekarang tetap eksis hingga dikenal banyak orang. Semua manusia berkesempatan untuk hidup yang lebih baik”,tambah Diah.
Menurut Diah, memanusiakan manusia adalah satu hal yang membuat hidup lebih bermakna. “Kami selaku pendiri Widuri Butik berharap bahwa warga binaan layak diberikan kesempatan kedua untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan skill yang kami berikan, mereka bisa menjadi masyarakat yang mandiri dan tidak melakukan tindakan kriminalitas lagi”, pungkas Diah Lukito.(REL/MBB)