Syukuran Tahun Baru Silalahi Raja Tolping Kota Medan Penuh Keakraban
KampusMedan – Medan, Bersama-sama ikut memasuki tahun 2023 merupakan anugerah Tuhan, sebab masih diberi kesempatan berbuat sesuatu. Itulah sebabnya Punguan Silalahi Raja Tolping Kota Medan mengadakan syukuran Tahun Baru (Bona Taon), Minggu (22/1/2/2023) di rumah MA.Silalahi SE.MM br Tobing di Jalan Air Bersih Medan.
Acara dimulai dengan ibadah yang dipimpin Pdt.CP.Hutagalung STh.MTh. Dalam kotbahnya yang diambil dari Mazmur 133:1-3, Pdt.CP.Hutagalung STh.MTh meminta supaya Punguan Silalahi Raja Tolping Medan tetap menjaga dan meningkatkan persaudaraan.
Mazmur 133: 1-3: Nyanyian ziarah Daud. Alangkah baiknya dan senangnya, kalau umat Allah hidup rukun! Itu seperti minyak wangi berharga yang dituangkan ke atas kepala Harun, lalu turun ke leher bajunya.Atau seperti embun di Gunung Hermon, yang turun ke bukit-bukit Sion. Di sanalah TUHAN menurunkan berkat-Nya, kehidupan untuk selama-lamanya.
Menurut Pdt.CP.Hutagalung, banyak hal yang wajib kita syukuri. Hari ini saja kita syukuri cuaca yang baik, kita syukuri kita sehat memasuki tahun 2023, kita syukuri punguan Silalahi Raja Tolping Kota Medan tetap eksis.
“Untuk dapat bekerja bersama, tolong menolong dan bahu membahu, kita harus memiliki kesadaran persaudaraan, sebab dengan kesadaran persaudaraan sebagai bangsa, sebagai sesama manusia kita akan dapat bekerja dengan baik secara bersama-sama, serta dapat tolong-menolong dan bahu membahu. Karena itu, persaudaraan adalah suatu yang penting buat kita”,ujar Pdt.CP.Hutagalung,STh.MTh.
Menurutnya, diam bersama dalam perspektif persaudaraan seperti tadi, diandaikan dengan minyak pengurapan dan embun yang turun, dua-duanya memiliki makna yang sama. Minyak pengurapan itu adalah minyak yang baik dan yang mahal, dan minyak yang berguna penahbisan jemaat. Minyak yang baik yaitu minyak yang suci.
“Dengan demikian, persaudaraan yang rukun itu dan diam bersama dengan rukun itu tidak lain adalah satu akar suci melangsungkan kehidupan bersama. Jadi itu berfungsi bagi kelangsungan hidup”,tegasnya.
Mengenai embun, embun itu punya fungsi menyegarkan, dan karena embun itu memiliki fungsi menyegarkan, segala sesuatu yang dari kemarin kita lihat penuh dengan kegersangan. Ketika kita tidur, kita bangun pagi, kita bisa menemukan dua keindahan, panorama yang sangat indah dan itu disebabkan oleh embun. Fungsi embun menghidupkan dan menyegarkan. Jadi diam bersama dengan rukun dalam perspektif persaudaraan berfungsi dalam kelangsungan hidup dan menghidupkan, serta menyegarkan.
Usai ibadah, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Kemudian menyampaikan sepatah kata dari Boru yang diwakili Ny.Rumahhorbo br.Silalahi dah Ir.T.Sagala. Usai menyampaikan sepatah kata, seluruh Boru yang hadir pun menyumbangkan lagu.
Setelah Boru, ucapan selamat Tahun Baru pun disampaikan mewakili Hula-hula Silalahi oleh A.Silalahi ber Hutapea, Pengurus (Ketua St.Drs.A.Silalahi, Sekretaris A.Silalahi, Bendahara Ny.St.Drs.A.Silalahi, Koordinator Arisan Ny.MA.Silalahi br.Simangunsong), Penasehat St.M.Silalahi br.Karosekali, Paniaran Silalahi dan tuan rumah MA.Silalahi SE MM br Tobing , diselang-selingi hiburan.
Ketua Punguan Silalahi Raja Tolping Kota Medan, St.Drs.A.Silalahi menyampaikan terimakasih atas kebersamaan selama ini.”Saya berharap ke depan kita lebih kompak lagi, saling peduli, sehati, sepikir, satu rasa dan satu hati. Kami pengurus mohon maaf kalau selama ini ada perkataan maupun tindakan kami yang kurang berkenan”,ujarnya.
Pada acara tersebut betul-betul pengurus dan anggota Punguan Silalahi Raja Tolping Kota Medan sangat akrab, seperti inti kotbahPdt.CP.Hutagalung STh.MTh sebelumnya. Nyanyi bersama diiringi joget bersama. Waktu menyampaikan changes cado ataupun lucky draw juga diiringi lagu dan joget.
Ada sedikit cerita lucu dari acara tersebut. Pertama, ketika giliran Paniarfan diminta menyampaikan sepatah kata, mereka bilang “Udah lah itu, langsung nyanyi aja. Kalau paniaran ini PAINUN ini (payah naik payah turun), maksudnya payah disuruh naik panggung, tapi kalo sudah naik panggung, payah turun”.
Kedua, ketika hula-hula Silalahi bernyanyi, uang hasil saweran boru langsung dikutip /diminta panitia. Tapi ketika giliran Paniaran Silalahi bernyanyi, langsung diumumkan salah seorang paniaran, supaya uang saweran jangan diambil. Langsung tertawa seluruh pengurus dan anggota yang menghadiri acara tersebut. “Omak-omak dilawan”, celetuk sebagian orang.
Pada lagu terakhir, suami istri bergandengan tangan berjoget, juga jalan beriringan semua anggota dan pengurus sambil berjoget dan tertawa lepas. Bahkan pada doa penutup yang dipimpin St.M.Silalahi br.Karosekali, seluruh pengurus dan anggota saling berpegangan tangan, sebagai pertanda komitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kekompakan.
Acara diakhiri dengan saling bersalaman, dimana seluruh anggota dan pengurus menyalami tuan rumah sambil menyampaikan terimakasih dan menyanyikan lagu “Kemesraan”.(RED/MBB)