Pendapatan Konsolidasi Grup Astra International Tbk Naik 3%

KampusMedan – Jakarta, Kinerja pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra International Tbk pada kuartal pertama tahun 2025 adalah sebesar Rp83,4 triliun, meningkat 3% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2024.
Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, sebesar Rp7,4 triliun, 9% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2024. Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 7% menjadi Rp6,9 triliun. Penurunan kinerja ini terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis terkait batu bara Grup.
Sementara itu, nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2025 sebesar Rp5.468, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2024. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp16,1 triliun pada 31 Maret 2025, dibandingkan Rp8 triliun pada 31 Desember 2024. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp63 triliun pada 31 Maret 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.
“Laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya. Terkait kinerja, walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batu bara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya. Hal ini menunjukkan resiliensi portofolio Astra yang terdiversifikasi. Kami akan terus memantau perkembangan kondisi makroekonomi seraya tetap fokus menjaga disiplin keuangan dan operasional Grup. Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, portofolio Grup yang terdiversifikasi berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka panjang”,ujar Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur
Otomotif & Mobilitas
Laba bersih divisi otomotif & mobilitas Grup menurun 4% menjadi Rp2,7 triliun, terutama disebabkan oleh volume penjualan yang lebih rendah di tengah pelemahan pasar otomotif nasional.
Penjualan mobil secara nasional lebih rendah 5% menjadi 205.000 unit pada kuartal pertama tahun 2025 (sumber: Gaikindo). Pangsa pasar Astra tetap resilient di 54%. Penjualan sepeda motor secara nasional lebih rendah 3% menjadi 1,7 juta unit pada kuartal pertama tahun 2025 (sumber: Kementerian Perindustrian). Pangsa pasar Astra tetap resilient sebesar 77%. Kontribusi laba bersih dari bisnis komponen otomotif Grup, PT Astra Otoparts Tbk, yang 80% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, meningkat sebesar 7% menjadi Rp405 miliar pada kuartal pertama
Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 3% menjadi Rp2,1 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat. Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup meningkat 7% menjadi Rp30,3 triliun (tidak termasuk dealer financing), mencerminkan pertumbuhan yang solid pada pembiayaan multiguna. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 2% menjadi Rp580 miliar. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, PT Federal International Finance, meningkat 3% menjadi Rp1,1 triliun.
PT Asuransi Astra Buana, perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp396 miliar, terutama disebabkan underwriting income dan hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) 1% menjadi Rp1,5 triliun.
Pertambangan, Konstruksi & Energi
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi & energi, PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, menurun 30% menjadi Rp2 triliun. Penurunan pada bisnis pertambangan batu bara dan penyedia jasa penambangan yang sebagian diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas dan penjualan alat berat.
Penjualan alat berat Komatsu meningkat 23% menjadi 1.400 unit, terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor. Pendapatan dari suku cadang dan jasa juga meningkat. Penyedia jasa penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatatkan pengupasan lapisan tanah yang lebih rendah 12% menjadi 252 juta bank cubic metres, terutama disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Anak perusahaan UT di bidang pertambangan batu bara melaporkan penjualan batu bara dari tambang miliknya sebesar 3,2 juta ton (termasuk 1,1 juta ton batu bara metalurgi), dibandingkan dengan 3,3 juta ton (termasuk 765 ribu ton batu bara metalurgi) pada kuartal pertama tahun 2024. Pendapatan dari bisnis ini terdampak oleh harga batu bara yang lebih rendah.
Bisnis pertambangan emas UT melaporkan peningkatan penjualan emas sebesar 16% menjadi 57.000 ons, sementara harga emas juga meningkat. Bisnis pertambangan nikel UT terdiri dari PT Stargate Pasific Resources, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh UT, dan Nickel Industries Limited (“NIC”) yang 20,14% dimiliki oleh UT
Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis Grup, PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, meningkat 20% menjadi Rp221 miliar. Harga minyak kelapa sawit meningkat 22% menjadi Rp14.534/kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya meningkat 14% menjadi 430.000 ton.
Infrastruktur
Divisi infrastruktur Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp260 miliar, disebabkan oleh volume lalu lintas dan tarif jalan tol yang lebih tinggi. Grup mencatatkan peningkatan pendapatan harian sebesar 12% dari 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Teknologi Informasi Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 64% menjadi Rp36 miliar, terutama disebabkan oleh pendapatan dari bisnis solusi teknologi informasi yang lebih tinggi serta peningkatan marjin usaha.
Properti
Divisi properti Grup melaporkan laba bersih yang meningkat 4% menjadi Rp47 miliar, terutama disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra. Prospek Bisnis Laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya. Terkait kinerja, walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batu bara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya. Hal ini menunjukkan resiliensi portofolio Astra yang terdiversifikasi. Kami akan terus memantau perkembangan kondisi makroekonomi seraya tetap fokus menjaga disiplin keuangan dan operasional Grup.(REL/MBB)