# Tags
#Kampus

Uang Kuliah Tunggal (UKT) Ditinjau dari Kebangkitan Nasional

Oleh Rektor Universitas Battuta Evri Ekadiansyah, S.Kom., M.Kom

Kebangkitan Nasional Indonesia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 20 Mei, menandai momentum penting dalam sejarah bangsa, yaitu semangat persatuan dan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Namun, di era modern ini, kebangkitan nasional juga bisa diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan bagi seluruh warga negara. Salah satu isu penting yang relevan dalam konteks ini adalah tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di banyak perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Tingginya UKT di perguruan tinggi negeri telah menjadi perhatian banyak pihak ,karena dapat menjadi penghalang bagi akses pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam konteks kebangkitan nasional, isu ini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang:

Akses Pendidikan yang Merata

Kebangkitan nasional modern seharusnya melibatkan upaya untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang setara ke pendidikan tinggi. Tingginya UKT dapat menghambat misi ini, karena banyak calon mahasiswa berbakat mungkin terpaksa mengubur impian mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hanya karena masalah finansial.  Hal ini terlihat banyak calon mahasiswa yang tidak mampu harus mundur dari proses registrasi ulang karena tidak mempunyai kemampuanan finansial untuk membayar uang kuliah

Peningkatan Kualitas SDM

Untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran bangsa, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan tinggi memainkan peran penting dalam mencetak tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan. Jika UKT terlalu tinggi, negara mungkin kehilangan banyak potensi SDM yang bisa berkontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional.

Solusi Berkelanjutan

Pemerintah dan institusi pendidikan harus bekerja sama mencari solusi berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk: Beasiswa dan Bantuan Keuangan. Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa serta bantuan keuangan bagi mahasiswa yang membutuhkan.  Model Pembayaran UKT yang fleksibel dengan menerapkan skema pembayaran UKT yang lebih fleksibel, dan disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing keluarga. 

Peningkatan Transparansi dan Efisiensi, dengan memastikan transparansi dalam penentuan UKT, dan mengoptimalkan penggunaan dana untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tanpa membebani mahasiswa dengan biaya yang tinggi.

Keterlibatan Semua Pihak.

Selain pemerintah dan institusi pendidikan, sektor swasta, masyarakat, dan alumni juga bisa berperan dalam mendukung pendidikan tinggi. Program kemitraan, sponsorship, dan donasi dari berbagai pihak dapat membantu meringankan beban UKT bagi mahasiswa.

Dengan memperhatikan dan mengatasi isu-isu seperti tingginya UKT, Indonesia dapat mewujudkan kebangkitan nasional yang sesungguhnya di era modern ini, kebangkitan yang tidak hanya berfokus pada kemerdekaan politik, tetapi juga pada kemerdekaan dari ketidakadilan ekonomi dan hambatan sosial dalam akses pendidikan. Ini akan memastikan bahwa setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.(RED/MBB)