# Tags
#Kampus

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Refleksi Berbangsa

KampusMedan – Medan, Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei di tiap tahunnya, sebenarnya merupakan hari lahirnya organisasi Boedi Utomo. Kebangkitan Nasional yang merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional, ditandai dengan berdirinya Boedi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Hari Kebangkitan Nasional merupakan momentum nasional awal mula rasa dan semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme dan kesadaran bangsa Indonesia bangkit memperjuangkan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangkitnya perjuangan bersifat kedaerahan menjadi kesadaran nasional yang menyatukan seluruh kekuatan untuk meraih kemerdekaan.

Menurut Rektor Universitas Methodist Indoensia (UMI) Medan, Dr.H.Rumapea,SKom,MKom, Minggu (19/5/2024), Hari Kebangkitan Nasional lahir dari adanya kebersamaan dan persatuan dari keberagaman masyarakat Indonesia. Namun di tengah perjalanan bangsa ini, kita prihatin masih banyak perilaku-perilaku intoleran dari orang-orang yang tidak memahami dan menjiwai makna Nasionalisme, seperti  melarang dan menggangu Ibadah.

Menurutnya, dalam hal berpolitik juga masih memprihatinkan, lebih banyak mementingkan kepentingan kelompok dibanding kepentingan rakyat atau negara. “Maka dengan semangat Kebangkitan Nasional, mari kita perkuat persatuan dan kesatuan. Jadikan keberagaman sebagai kekuatan. Selamat merayakan hari kebangkitan Nasional”,ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan III Fisipol Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan, Jonson Rajagukguk, S.Sos, S.E,M.AP, mengatakan Kebangkitan Nasional adalah momentum untuk merefleksikan masa  depan bangsa ini. “Ada empat pilar yang harus dilakukan, yaitu penguatan SDM yang terakses ke semua warga, penegakan hukum yang berkeadilan, keberpihakan pada ekonomi rakyat kecil, dan  pemberantasan korupsi yang tegas”,jelasnya.

Jonson Rajagukguk menambahkan, secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni  penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; dan, munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.

Sedangkan faktor eksternalnya menurutnya antara lain,  timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; kemudian munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional  Gandhisme; dan  kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.(RED/MBB)