Kartini Zaman Now Harus Mandiri dan Pencipta Solusi

Makna Kartini masa kini adalah perwujudan semangat perjuangan R.A.Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, dimana perempuan modern dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai bidang, mengembangkan potensi diri, serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ini berarti perempuan modern tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya, berpendidikan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Yoshida Sary, Plt.Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Medan, memaknai Kartini saat ini jauh lebih mendalam lagi. “Dulu Kartini berjuang agar perempuan mendapat hak belajar.Sekarang remaja, baik laki-laki maupun perempuan, punya akses informasi dan ilmu tanpa batas. Tinggal bagaimana mereka menghargai ilmu, tidak hanya jadi konsumen konten, tapi juga pencipta solusi. Sebagai dosen IT, saya melihat betapa pentingnya anak muda memanfaatkan teknologi bukan hanya untuk hiburan, tapi untuk membangun masa depan mereka”,tegasnya.

Menurut Yoshida, semangat Kartini sangat relevan bagi generasi muda saat ini, terutama dalam hal keberanian untuk berpikir kritis, mengejar ilmu, dan mengambil peran aktif dalam masyarakat.
“Kartini dulu menulis surat untuk menyuarakan gagasannya. Hari ini, remaja bisa menyuarakan ide melalui media sosial, karya digital, bahkan startup. Pemanfaatan teknologi bukan hanya untuk hiburan tapi untuk membangun masa depan. Jika Kartini hidup hari ini, dia mungkin seorang content creator edukatif, pengembang aplikasi pendidikan, atau pemilik startup sosial”,tambahnya.
Menurut Yoshida, emansipasi bukan sekadar kesetaraan tapi juga kualitas. Bukan hanya soal perempuan bisa bekerja atau sekolah, tapi bagaimana mereka berani bermimpi besar, bertanggung jawab dan kompeten.
Perjuangan hari ini bukan lagi soal menembus sekolah, tapi bagaimana memanfaatkan akses yang ada untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan berdampak. Bagi remaja perempuan, menjadi Kartini masa kini artinya berani bermimpi besar, melek teknologi, berani bersuara, dan tetap menjaga jati diri.
Sebagai entrepreneur dan anggota organisasi pengusaha wanita, saya percaya perempuan muda hari ini punya peluang luar biasa. Namun peluang itu hanya akan berarti jika mereka siap berjuang, belajar, dan berkarya.
“Mari kita warisi semangat Kartini dengan cara yang relevan di zaman ini, melalui kreativitas, keberanian mengambil peran, dan semangat untuk memberi dampak positif. Karena Kartini baru tidak lahir dari masa lalu, tapi dari semangat anak muda yang berani menciptakan masa depan”,pungkasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia (UMI), Junika Napitupulu, S.Si., M.Si, mengatakan bahwa Kartini saat ini merujuk pada pengembangan diri yang menjadi salah satu hal penting, untuk menampilkan kemampuan menghadapi lingkungan, tak luput akan hal itu bahwa para perempuan juga akan merasa terhambat oleh rasa takut akan kegagalan.
Menurutnya, banyak sekali perempuan-perempuan masa kini yang mengisi di setiap lini lintas pekerjaan, bahkan tak luput beberapa menjadi seorang pemimpim di suatu perkumpulan.
“Kartini masa kini bukan lagi berjuang mengangkat senjata atau mempertahankan derajat, tetapi lebih ke peran kesalingan terhadap kaum laki-laki. Setinggi apapun seorang perempuan berkarya dan berkiprah, tentu tidak harus melupakan dan mengesampingkan kodratnya sebagai perempuan. Tidak mengesampingkan peran menjadi sekolah bagi anak-anaknya di dalam rumah. Memaknai peran Raden Ajeng Kartini masa kini dengan menjadikan perempuan mandiri dan kuat, untuk masa depan lebih baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Jadilah melati pagar bangsa bukan mawar penghias taman”,jelasnya. (RED/MBB)