Home / Kampus / FE UMI Sukses Gelar Sosialisasi “Kiat Mencari Kerja”

FE UMI Sukses Gelar Sosialisasi “Kiat Mencari Kerja”

KampusMedan – Medan, Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indoensia (FE UMI) sukses menggelar sosialisasi dan sharing “kiat Mencari Kerja”, yang diikuti 200-an  lulusan yang baru diyudisium, yang digelar di kampus tersebut di Jln.Hangtuah Medan, Selasa (24/6/2025).

Sosialisasi dan sharing tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Tengku Ariefanda selaku Wakil Ketua Umum Bidang Teritorial Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Sumut, H.Aris Budiyanto, SE,MM, CBM, CHt selaku Assistant Vice President  Capability Development Circle Sumatera Indosat Ooredoo Hutchison, Dr.Rini Indahwati SE,AK,MSi, CA,CERA, CIAR selaku Ketua P3M Politeknik Negeri Medan (Polmed), dan Mislan Sihite SE,MSi Ketua LPPM FE UMI, yang dipandu oleh Dr.Elperida J.Sinurat SE,MSi selaku moderator.

Dalam laporannya, Ketua Prodi Manajemen FE UMI Robinhot Gultom SE,MSi selaku Ketua Penitia, berharap lewat sosialisasi dan sharing yang diikuti lulusan dari 4 Prodi tersebut (Prodi S1 Manajemen, Prodi S1 Akuntansi, Prodi D3 Manajemen Informatika dan Prodi D3 Komputer Akuntansi), lulusan FE UMI yang baru saja mengikuti yudisium memiliki persiapan dan bekal menghadapi persaingan yang sangat ketat saat ini dalam memperoleh pekerjaan.

“Kami menyampaikan terimakasih kepada para narasumber yang sudah menyempatkan diri, dan bersedia berbagi kepada para lulusan kami. Kami berharap kesediaan para narasumber hadir ke kampus kami ini untuk kegiatan lainnya”,ujarnya.

Sementara itu, Dekan FE UMI, Junika Napitupulu SSi, MSi, juga menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para narasumber yang sudah bersedia memberikan kiat-kiat mencari kerja kepada lulusan FE UMI. Kepada para lulusan, Junika Napitupulu meminta peserta sosialisasi untuk focus mengikuti acara tersebut.

“Silahkan ikuti acara ini dengan baik, mari fokus untuk mendapatkan ilmu yang mahal ini. Para narasumber ini akan memberikan kita mencari kerja di perusahaan, bukan hanya teori. Bagaimana kiat berkomunikasi, etika, estetika dalam interview. Silahkan bertanya sebanyak-banyaknya, supaya kalian lebih sukses dan maju ke depan”,tegasnya.

Dalam paparannya bertajuk “Mencari Kerja Lewat Kekuatan Softskills”, Dr.Rini Indahwati langsung menyampaikan fenomena saat ini dimana karyawan Gen Z kurang diminati perusahaan, dan memberikan hadiah buku karangannya kepada peserta yang mampu menjawab pertanyaannya.

“Perusahaan menilai bahwa Gen Z kurangnya motivasi & inisiatif, kurangnya profesionalisme, ketrampilan organisasi yang buruk, ketrampilan komunikasi yang buruk, kesulitan menerima feedback, kurangnya pengalaman kerja yang relevan, ketrampilan pemecahan masalah yang buruk, ketidakcocokan budaya kerja”,ujarnya.

Dr.Rini Indahwati mencontohkan bahwa soft skills yang dibutuhkan industri saat ini dari seorang akuntan antara lain  detail, komunikasi yang baik, kolaboratif, kritis dan analitis, manajemen waktu yang baik. Sedangkan Hard skills yang dituntut antara lain kemampuan manajemen proyek, ilmu akuntansi dan bisnis, manajemen regulasi, Ms Excell, mampu membuat laporan keuangan.

Untuk meningkatkan meningkatkan soft skills, Dr.Rini menyarankan untuk refleksi kesalahan, aktif berorganisasi, ikut kursus online, keluar dari zona nyaman dan mampu menjadi pemimpin. Contoh soft skills secara umum yang dibutuhkan industry saat ini adalah team spirit, self confidence, trustworthiness, empathy, assertiveness, inquisitiveness+creativity.

H.Aris Budiyanto, SE,MM, CBM, CHt dalam topic paparannya “Digital Mindset & Positive Character”, bahwa dari 15 skills yang dituntut industry tahun 2025, 13 diantaranya adalah soft skills. “Hanya 2 skill berbau teknis yang dibutuhkan, yaitu Technology Use, Monitoring and Control serta Technology Design and Programming. Itu artinya perusahaan lebih banyak menuntut kemampuan soft skills dari para pelamar”,jelasnya.

Soft skills yang dimaksud H.Aris Budiyanto antara lain Ana;ytical Thinking and Innovation, Active Learning, Complex Problem Solving, Critical Thinking and Analysis, Creativity, Oroginality and Initiative, Leadership and Social Influence, Resilience, Strss Tolerance and Flexibility, Reasoing, Problem Solvinf and Ideation, Emotional Inteligence, Troubleshooting & User Experience, Service orientation, System Analysis & Evaluation, Persuasion and Negotiation.

H.Aris Budiyanto mengakui ada gap antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan tuntutan perusahaan. Kompetensi Gen Z saat ini antara lain Instant Gratification (Impatience behavior, High Dependency-FOMO) Moody, Short-Term, Blame, Bored (Camper, Quitter, want reach the summit, but don’t see the mountain), Procrastinator (Talent feel they were special) & Panic Monster), Knowledges (Google, Tiktok, DIY), Life Balance (Compare to Necessarily), Hasty (gegabah).

Sementara tuntutan perusahaan antara lain Kebutuhan Perusahaan Persistent (gigih) atau high adversity seperti Control, Ownership, Reach, Endurance). Kemudian Grit (Passion & Perseverance (Tekun), Experiences (kalaupun belum pernah kerja tetapi pernah mengikuti organisasi dan memiliki soft skills yang dibutuhkan), Achiever, Problem Solving & Decision Making, Survive of Life, Standard of Live, Quality of Life, Loyal Employee dan Resilient (ulet).“So fill the gap. Anda harus memiliki mindset dan skillset, yaitu growth mindset, leadership, human skills, discipline dan paham bisnis”,pungkasnya.

Tengku Ariefanda menggarisbawahi bahwa Manner is the Most. “Sikap dan prilaku itu paling penting. Perbanyak jaringan, perbanyak perkawanan yang positif, didukung kemampuan IT yang baik dan berjiwa wirausaha. Trend bisnis 2025 antara lain green business, Ai as a service, logistic, education digital, product digital. Jadi content creator juga model wirausaha saat ini”,ujarnya.

Sementara itu Mislan Sihite memberikan kiat menulis lamaran, kiat membuat CV yang menarik, kiat menghadapi interview, kiat menjawab sejumlah pertanyaan pewawancara, gesture dan postur tubuh ketika interview, dan juga memperoleh informasi lowongan kerja digital.

Acara sosialisasi dan sharing tersebut sangat interaktif. Banyak lulusan FE UMI yang mengikuti acara tersebut mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan lugas oleh para narasumber. Moderator pun terpaksa membatasi sesi tanya jawab hanya tiga sesi karena keterbatasan waktu.

Di akhir acara, FE UMI memberikan ulos kepada semua narasumber dan moderator, sebagai tanda terimakasih dan hubungan baik FE UMI dengan para narasumber, serta harapan tidak terputus komunikasi kedepan.(RED/MBB)

Tag:

Tinggalkan Balasan