Home / Kampus / STIE Eka Prasetya Sukses Gelar 4th International Business & Economics Conference

STIE Eka Prasetya Sukses Gelar 4th International Business & Economics Conference

 KampusMedan – Medan, Menghadirkan Keynote Speaker dari Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia, STIE Eka Prasetya Medan sukses menggelar 4th International Business & Economics Conference (IBEC) dengan tema “Inspiring Change: Innovation Together for The Future of the ASEAN Economy”, yang diadakan di Le Polonia Hotel Convention, Kamis (16/10/2025).

Ketua Panitia Hommy D.E.Sinaga ST,MM melaporkan tentang pelaksanaan kegiatan konferensi internasional tersebut, yang kemudian dilanjutkan sambutan Ketua STIE Eka Prasetya Dr.Sri Rezeki,SE,MSi, yang menjelaskan munculnya IBEC sebagai inisiatif STIE Eka Prasetya, yang menginginkan adanya kolaborasi riset, kerjasama pengembangan ekonomi lokal dan lintas Negara, serta networking academic lintas Negara di ASEAN.

Ketua Yayasan Graha Eka Education, Susanto,ST.MM dalam sambutannya mengatakan, bahwa era ini bukan lagi soal kompetisi di perguruan tinggi, tapi soal kolaborasi yang solid dan semangat kerjasama, dalam mengembangkan ekonomi cross-border yang berkelanjutan di ASEAN.

“Kami menyambut gembira kehadiran para keynote speaker dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Indonesia di acara 4th IBEC ini, yang selama ini berpartisipasi dan mendukung acara ini, dan juga untuk IBEC berikutnya. Semoga acara ini mampu menghadirkan berbagai solusi untuk mendukung pengembangan ekonomi di ASEAN”, ujarnya, yang kemudian memukul gong menandai dibukanya IBEC 2025 dengan resmi.

Dipandu dosen STIE Eka Prasetya selaku moderator, M.Kiki Wardhana mempersilahkan keynote speaker menyampaikan materi presentasinya. Dr.Phan Bao Giang, Doctor of Philosophy in Management, Dean Faculty of Marketing Ho Chi Minh City University of Economics and Finance (UEF) Vietnam, membawakan topik “Strategic Rationale for a Joint Trail”, yang dibaginya dalam empat aspek, antara lain di bidang economic development, socio-cultural integration, political & institutional, dan sustainable development.

“Kita perlu membuat framework yang menyediakan sebuah strategi win-win untuk ASEAN. Ini sangat diperlukan, salah satunya kita bisa membuat ASEAN to be single tourism destination. Apalagi selain peneliti, saya juga praktisi di bidang turis”,ujarnya.

Selanjutnya tampil Prof.Dr.Muhammad Hafiz Abd Rashid dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, yang membawakan topik “Customer Experience in the Digital Era”, mengemukakan bahwa trend saat ini customer experience is the main competitive advantage. The final business product is the experience. Digital customer experience, we can’t ignore of the power digital technology”,ujarnya.

Selanjutnya, Prof.Dr.Sipnarong Kanchanawongpaisan dari Shinawatra University (SIU) Thailand membawakan materi topik “Economic Growth Innovative Together for The Future of Economy”,mengatakan bahwa selama ini dalam mengejar pertumbuhan ekonomi sering sekali diabaikan keberlanjutan kebijakan.

“Untuk mendorong sustainable policy dan sustainable economy misalnya, kita tidak harus bersaing sesama Negara ASEAN. Harusnya kita berkolaborasi, saling mendukung untuk berkompetisi dengan Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika, China. We can grow together, support each other, not to compete each other”,tegasnya.

Keynote speaker dari Filipina tambil selanjutnya secara daring, yaitu Prof.Dr.Fides Del Castillo dari De La Saile University (DLSU) dengan topik “Challenge Base Learning”. Menurutnya, Challenge-Based Learning (CBL) atau Pembelajaran Berbasis Tantangan adalah model pembelajaran interdisipliner yang berfokus pada siswa/mahasiswa untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui kolaborasi, inkuiri, dan penggunaan teknologi.

 “Pendekatan ini menggabungkan pembelajaran berbasis masalah, berbasis proyek, dan kontekstual untuk membantu siswa/mahasiswa mengembangkan pengetahuan mendalam dan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis. Mahasiswa sangat bagus berkolaborasi dengan dosen dan industri untuk mengatasi tantangan di industri itu sendiri. Prosesnya umumnya mengikuti kerangka kerja tiga fase: Terlibat (Engage), Investigasi (Investigate), dan Bertindak (Act)”,jelasnya.

Di sesi terakhir tampil Prof.Dr.Marwan SSi,MSi dari Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, kemudian Invited Speaker dari STIE Eka Prasetya antara lain Hommy D.E.Sinaga ST,MM, Susan Grace V.Nainggolan SE,MSi dan Irvan Rolyesh Situmorang,SE,MSi.

Sejumlah mahasiswa dan dosen STIE Eka Prasetya selalu mengajukan pertanyaan langsung kepada semua narasumber, membuat konferensi tersebut semakin hidup dan penuh semangat, dimana Sudirman Ballroom tersebut dipenuhi mahasiswa STIE Eka Prasetya dan undangan lainnya.(RED/MBB)

Tag:

Tinggalkan Balasan