# Tags
#Kampus

Prodi Rekayasa Sipil  UNPRI Padukan Teori dan Praktik

KampusMedan – Medan, Selama ini masyarakat mengenal Program Studi (Prodi) atau Jurusan Tehnik Sipil di Fakultas Tehnik. Teta;pi sesuai dengan kurikulum anjuran pemerintah, Prodi Tehnik Sipil sudah diubah menjadi Prodi Rekayasa Sipil.

Kaprodi Rekayasa Sipil UNPRI, Ade Al Muhyi ST.MT, menjelaskan bahwa Rekayasa Sipil adalah sebuah keilmuan, sebagai lanjutan dari  Ilmu Matematika dan Fisika yang dipelajari di SMA. Rekayasa Sipil menerapkan prinsip-prinsip ketehnikan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sipil atau masyarakat umum. Jadi fokusnya adalah untuk memenuhi kebutuhan.

Ade menceritakan histori mulai dari jaman penjajahan dulu, seperti membangun benteng pertahanan dari serangan musuh, bendungan, jembatan, jalan raya atau bangunan-bangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Kemudian terciptalah suatu keilmuan yang kalau diartikan dalam Bahasa Inggrisnya yaitu Civil Engineering.

Jadi menurut Ade, baik Tehnik Sipil maupun Rekayasa Sipil ya sama-sama Civil engineering. Pergantian istilah Tehnik Sipil menjadi Rekayasa Sipil itu juga merupakan ketentuan pemerintah. Jadi Rekayasa Sipil adalah keilmuan yang membahas mulai dari perencanaan, perancangan, manajemen sampai ke perhitungan biaya konstruksi.

Tehnik Sipil terdiri dari beberapa konsentrasi, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pemeliharaan bangunan, dan itu terdiri dari condimen, seperti mulai dari membangun sebuah rumah tinggal sederhana, maka kita akan mulai dari pondasi, kolom, balok, dinding sampai kea tap. Maka di Unpri, Rekayasa Sipil menggabungkan sistem pembelajaran antara teori dengan praktik secara bersamaan.

“Itulah yang membedakan membedakan Prodi Rekayasa Sipil dan Tehnik Sipil di perguruan tinggi lainnya. Jadi mahasiswa UNPRI nggak lagi pas waktu di kelas membahas tentang teori terus. Kalo hanya teori di kelas pikiran mahasiswa bisa mengawang aja, jadi kita memadukan antara teori dan praktik di lapangan lebih banyak ketimbang di kelas. Perpaduan ini untuk memudahkan mahasiswa itu membayangkan hal-hal yang dipelajari dari masing-masing dosen. Itu sebabnya kita menerapkan Kurikulum Berbasis Project, sehingga mahasiswa itu nggak lagi bingung tentang teori yang dipelajari, mahasiswa UNPRI melakukan implementasinya di lapangan dengan perhitungan yang banyak itu, dan sangat membantu mahasiswa memahami mata kuliah itu.

Di semester I kita kenal dengan istilah semester konsep. Di sini masih lebih banyak teori. Tapi di semester II kita sebut namanya semester implementasi. Setelah dipahami konsepnya di semester I, maka diimplementasikan di semester 2. Kemudian di semester 3 mahasiswa terjun praktik ke lapangan, mulai dari praktikum surveyor melakukan kegiatan Teodolit, yaitu mengukur elevasi ketinggian bangunan dengan tempat kira berdiri, praktikum material dan beton untuk menguji kekuatan beton.

Kemudian sesuai dengan program MBKM, mahasiswa kita akan magang di bidang yang berkaitan dengan keilmuan sipil. Di semester 7 mahasiswa akan mengerjakan rancang bangun. Mereka akan menggabungkan pelajaran mereka dari semester sebelumnya, kemudian dipresentasikan dalam bentuk paper dan dipublikasikan, sebagai syarat kelulusan nanti.

Memang Tehnik Sipil terdiri dari beberapa jurusan, mulai dari Konsentrasi Geoteknik, Konsentrasi Struktur, Konsentrasi Jalan Raya (Transport), Manajemen Rekayasa Konstruksi dan Sumber Daya Air. Di UNPRI, Rekayasa SIpil itu kita menargetkan mahasiswa untuk fokus pada suatu keilmuan tertentu, yaitu Keilmuan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana.

Meski demikian, sebenarnya Prodi Rekayasa Sipil UNPRI tidak mengkotakkan mahasiswa untuk bisa ke situ saja, karena kalau kita lihat prospek karirnya, di Indonesia lagi marak-maraknya pembangunan kawasan-kawasan industri, jadi butuh sekali orang-orang Civil Engineer, tapi kita juga mendorong mahasiswa ke prospek-prospek karir lainnya.

Tujuan pembentukan Prodi Rekayasa Sipil di UNPRI, ingin berkontribusi untuk Negara kita, seperti berkontribusi menghasilkan lulusan yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan konstruksi di Indonesia. Ade mencontohkan di Kota Medan saja, seperti pembangunan underpass, pembangunan Lapangan Merdeka dan taman kota lainnya dan proyek-proyek konstruksi lainnya. Belum lagi di provinsi dan kabupaten/kota lainnya, belum lagi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek berkelanjutan lainnya. Apalagi Kampus UNPRI sudah banyak bekerjasama dengan perusahaan milik pemerintah dan perusahaan swasta lainnya.

Pembangunan dimaksud menurut Ade akan membawa efek baik dan buruk. Disitu orang Civil Engineer hadir untuk meminimalisir efek negatif tadi, misalnya dengan penerapan infrastruktur berkelanjutan, lingkungannya, manajemen lingkungannya, manajemen limbahnya.

Secara global kalau ditanya prospek karir Rekayasa Sipil sangat luas, mulai dari konsultan perencana, kemudian bisa jadi kontraktor, pengawas proyek. Selain itu bisa juga berkarir di instansi tertentu, seperti instansi pemerintah yang banyak membutuhkan lulusan Sarjana Sipil, akademisi, entrepreneur seperti mengembangkan keilmuan kita menjadi suatu jasa yang bisa digunakan pihak lain.

Secara umum, lulusan teknik itu tak usah takut tak dapat kerja. Di semua aspek orang-orang tehnik sangat dibutuhkan. Misal di sebuah kantor dibutuhkan teknisi pemeliharaan gedung, estimator yang menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya), Drafter yang menggambar lewat software tertentu seperti autocad, ada juga yang jadi freelancer menggambar rumah seperti yang diinginkan pemilik.