KampusMedan – Medan, Sejumlah mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPPA) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Prima Indonesia (FIKES UNPRI) sedang menjalani Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut (LAFIAL) Drs.Mochamad Kamal.
Dekan FIKES UNPRI Dr.Santy Deasy Siregar, SKM.,M.Kes, mengatakan bahwa Program PKPA ini menegaskan komitmen kedua institusi dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia unggul di bidang farmasi dan kesehatan, memastikan lulusan apoteker UNPRI siap menghadapi dinamika industri obat yang terus berkembang dan semakin kompetitif. “Kami berharap dengan adanya kerjasama ini menambah keyakinan bagi mahasiswa yang akan melanjutkan studi di PSPPA FIKES UNPRI”, jelas Santy.
Sementara Wakil Dekan FIKES apt.Razoki,S.Si.,M.Kes.,M.Biomed.,M.H, didampingi Ketua Prodi PSPPA apt.Vera Estefania Kaban, S.Farm.,M.Farm., di ruang kerjanya lantai 19 kampus UNPRI, program intensif tersebut dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori akademis dan penerapan praktis dalam lingkungan industri farmasi yang diatur ketat.
Razoki menjelaskan. bahwa mahasiswa yang mengikuti praktik tersebut antara lain Cut Inssy Mulun, Rahma Yulina Al-Farini, Nurhanifah Sihotang, Monica Silviyana Simbolon,Jecika Stefany Br Tumanggor, Loice Desy Krisna Yanti Waruwu, Anggun Pratiwi, Desi Natalia, Nuraisyah Amanda dan Yusmaniar.
PKPA Untuk Menyiapkan Apoteker Muda Siap Kerja
Selama PKPA, para peserta didik apoteker ini mendapatkan eksposur langsung terhadap berbagai aspek operasional industri farmasi. Kegiatan ini mencakup pemahaman mendalam mengenai proses produksi obat, pengawasan mutu (Quality Control), penjaminan mutu (Quality Assurance), hingga aspek regulasi dan manajemen risiko yang krusial dalam pembuatan produk farmasi yang aman dan efektif.

“Kolaborasi antara UNPRI dan LAFIAL Drs.Mochamad Kamal melalui program PKPA ini sangat vital, dalam mempersiapkan apoteker muda yang kompeten dan siap kerja. Pengalaman langsung di lapangan ini memberikan wawasan praktis yang tidak dapat sepenuhnya diperoleh di ruang kelas, terutama mengenai penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini,”ujar ujar Razoki menambahkan.
Para mahasiswa terlibat aktif dalam mengamati dan menganalisis alur produksi, sistem manajemen mutu, serta inovasi teknologi terbaru yang diterapkan oleh LAFIAL Drs.Mochamad Kamal. Hal ini memungkinkan mereka untuk memeroleh pemahaman komprehensif mengenai tantangan dan standar tinggi yang berlaku di sektor manufaktur farmasi.
Sementara perwakilan LAFIAL Drs.Mochamad Kamal menyampaikan kebanggannya dapat berkontribusi pada pendidikan generasi apoteker. Mereka percaya bahwa pengalaman praktis ini akan memperkaya pengetahuan mereka dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan dalam industri kesehatan Indonesia.(REL/MBB)









