# Tags
#Bisnis

FAPDes dan Japnas Sukses Gelar Talkshow “Koperasi Desa Merah Putih”

KampusMedan – Medan, Forum Akademisi dan Praktisi Desa (FAPDes) berkolaborasi dengan Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas), sukses menggelar Talkshow “Koperasi Desa Merah Putih, Peluang atau Tantangan), yang diselenggarakan di Focal Point Jln.Gagak Hitam Medan, Jumat (25/4/2025).

Talkshow tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Kerjasama Ekonomi Desa Dinas PMD Sumut, Drs.Iskandar Zulkarnaen MSi dan Ketua Umum FAPDes Sumut Dr.Rini Indahwati,SE,Ak,MSi, CA, CERA, CIAR, dipandu oleh Ratna Dina Marviana,SE,MSi selaku moderator, dihadiri pengurus dan anggotas FAPDes dan juga pengurus dan anggota Japnas Sumut serta utusan dari sejumlah perguruan tinggi di Medan.

Dalam talkshow tersebut, Drs.Iskandar menjelaskan supaya program pembentukan Koperasi Desa Merah Putih sukses, pemerintah melibatkan 17 lembaga terkait melalui Inpres 9/2025. Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang ditandatangani pada tanggal 27 Maret 2025, yang direncanakan targetnya akan mencapai 80.000 unit koperasi.

Drs.Iskandar mengatakan, perlu langkah strategis, terpadu, terintegrasi, dan terkoordinasi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah guna melakukan optimalisasi dan percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. “Perlu dukungan semua pihak, termasuk para pengusaha dan akademisi, perangkat desa, warga desa. Koperasi Desa Merah Putih jalan, Bumdes juga jalan. Dua-duanya ini harus saling mendukung, Kedua lembaga ini berbeda. Keuntungan Bumdes akan masuk ke kas pemerintahan desa, sedangkan keuntungan Koperasi Desa yang untuk kepentingan anggota.

Ketua Umum FAPDes Sumut Dr.Rini Indahwati (kiri) dan Ketua Umum Japnas Sumut Erwin,SE,Al,MM menunjukkan dokumen MoU yang baru ditandatangani

Ditanya sumber pendanaan Koperasi Desa Merah Putih, Drs.Iskandar mengatakan sumber dananya datang dari APBN, APBD, APBDes. Kemudian sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan.

Sementara itu, Dr.Rini Indahwati mengatakan, pembentukan Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi kajian para akademisi, sehingga bisa memberikan masukan kepada pemerintah setempat, karena menurut Dr.Rini, ada peluang dan tantangan dengan kehadiran koperasi tersebut. “Talkshow ini hanya pemantik respon kita para akademisi dan pengusaha, untuk lebih memahami seluk beluk kehadiran Koeprasi Desa Merah Putih dan bagaimana upaya kita untuk turut mendukungnya”,ujarnya.

Menurutnya, dengan masuknya aliran dana ke desa, maka ada pergeseran pergerakan sumber daya manusia dari kota ke desa dan memunculkan peluang baru. “Makanya saya pernah mengatakan, tidak mimpi lagi kalau suatu saat ada mall di desa, ada perguruan tinggi di desa. Apalagi dengan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dengan bantuan dana dari APBN antara Rp1 miliar hingga Rp4 miliar.Setelah ekonomi desa bergerak, pengusaha pun akan melirik bisnis apa yang menguntungkan dibangun di desa tersebut”,tandasnya.

Sementara tantangan yang muncul antara lain kesiapan sumber daya manusia yaitu perangkat desa, kesiapan peraturan atau regulasi yang mengatur kerjasama Bumdes dan Koeprasi Desa Merah Putih, aturan main tentang penyertaan modal.

Foto bersama usai talkshow

Dalam Tanya jawab, Prof.Rita Dalimunthe mengimbau supaya JAPNAS dan FAPDes memberikan pelatihan kepada perangkat desa, termasuk mengubah mindset perangkat desa untuk tidak hanya fokus membangun infrastruktur di desa dengan dana yang ada, tapi juga mempersiapkan kesiapan mental dan skill orang desa.

Sementara itu, Direktur Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, Dr. Ir. Jenny Elisabeth, MS mempertanyakan modal koperasi tersebut. “Koperasi kan modalnya dari anggota dan untungnya juga untuk anggota, kalau ada modal penyertaan dari pemerintah seperti apa jadinya. Kemudian kalau bisnis koperasi itu soal penjualan sembako, bagaimana bersaing dengan minimarket modern seperti Indomaret dan Alfamart. Jadi bisnis modelnya bisa diarahkan nantinya ke pariwisata, peternakan dan bisnis lainnya di bidang agribisnis misalnya”,ujarnya.

Jenny mencontohkan Bumdes di Humbahas kalah bersaing dengan usaha lainnya yang memiliki permodalan dan peralatan yang lebih hebat. Untuk itu Jenny mengusulkan supaya Pemprovsu membuat mapping di setiap kabupaten kota, untuk menentukan bisnis model Koperasi Desa Merah Putih itu ke depan.

Anggota FAPDes lainnya, Rahmat, juga mengusulkan agar terlebih dahulu dipersiapkan infrastruktur di desa baru Koperasi Desa Merah Putih diluncurkan, termasuk membenahi kesiapan SDM, coaching aparat desa misalnya dengan melibatkan FAPDes dan Japnas.

Sebelumnya, Dr.Anggia Sari Lubis, ketua Bidang Kerjasama FAPDes, dalam sambutan pembukaan menyampaikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan pengurus dan anggota FAPDes selama ini, seperti pendampingan pengurus Bumdes, pelatihan dan penyusunan laporan keuangan Bumdes.

Foto bersama Petinggi FAPDes, petinggi Japnas Sumut, Kabid Kerjasama Ekonomi Desa Dinas PMD Sumut dan Prof.Rita Dalimunthe

Ketua Harian Japnas Sumut, Said Fachrul ST ketika memberikan sambutan pembukaan, menjelaskan misi Japnas membangun sinergi dengan semua pelaku bisnis di segala aspek termasuk UKM, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya seperti FAPDes. “Kami yakin jika seluruh shareholder bekerjasama, ekonomi Indonesia akan bertumbuh dengan baik, program pemerintah akan berjalan dengan baik, termasuk Koperasi Desa Merah Putih yang baru digagas ini”,ujarnya.

Setelah talkshow berakhir, Ketua Umum Japnas Sumut, Erwin SE,Ak,MM menyambut gembira pelaksanaan talkshow tersebut, karena memberi pemahaman kepada banyak pihak. Erwin berharap ke depan digelar seminar yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak pihak, seperti Dinas Koperasi dan mungkin sejumlah aparat desa juga.
Di sela-sela talkshow tersebut, juga ditandatangani MoU antara FAPDes dengan Japnas Sumut, sehingga ke depan bisa dilakukan kerjasama di berbagai aspek lebih terarah dan terpadu, yang pasti dimaksudkan untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini.(RED/MBB)