KampusMedan – Medan, Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia (UNPRI) kembali menegaskan komitmennya menghadirkan pembelajaran yang inspiratif dan aplikatif. Bertempat di mini hall lantai 10 Kampus Utama UNPRI Jalan Sampul No. 3 Medan Petisah, Kamis (9/10/2025) digelar “Kuliah Umum” dengan menghadirkan narasumber, Nugroho Adi Wibowo, Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Program dan Layanan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Kegiatan yang diikuti seluruh mahasiswa Agroteknologi dan Agribisnis, yang keduanya kini terakreditasi “Unggul” BAN-PT, dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Agro Teknologi UNPRI, Dr. Suratni Afrianti, S.T., M.Si, dengan Andry Admaja Tarigan, S.P., M.Si (Kaprodi Agroteknologi) sebagai moderator, dan Laura Juita Pinem, S.P., M.Si. (Kaprodi Agribisnis) sebagai pembawa acara.
Dalam sambutannya, Dr. Suratni menyampaikan apresiasi atas kehadiran narasumber, berterima kasih atas kemitraan yang telah dijalin BPDP dengan UNPRI, khususnya dalam program beasiswa pengembangan sumber daya manusia di bidang perkebunan kelapa sawit. Sekitar 90 orang mahasiswa di angkatan 14 tahun 2025 ini memperoleh manfaat dari program beasiswa ini, bila ditotal sudah 300 mahasiswa.
Dr. Suratni berharap melalui kuliah umum ini, seluruh mahasiswa dapat menyerap ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan baru tentang kelapa sawit. Kuliah umum dengan menggandeng para mitra seperti BPDP, hanya salah satu cara Fakultas Agiro Teknologi UNPRI mendukung dan menghadirkan pendidikan berkualitas dan modern yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan.
Kuliah umum sendiri bertajuk “Dukungan Dana Perkebunan dalam Pengembangan Industri Sawit Nasional”, memaparkan kiprah BPDP dalam mendorong peningkatan kualitas SDM dan daya saing sektor kelapa sawit Indonesia. Nugroho menjelaskan, kerja sama antara BPDP dan UNPRI sudah memasuki tahun ketiga, dan dari total 4000 ribu penerima beasiswa secara nasional, salah satunya UNPRI yang terdiri dari biaya hidup, biaya tempat tinggal dan uang saku serta biaya SPP, seragam, Bintalfisbun, praktikum, praktik lapangan, tugas akhir, wisuda, biaya transportasi PP dan biaya sertifikat.
“Mahasiswa UNPRI harus bangga, karena bisa menimba ilmu di universitas terbaik yang dipercaya lembaga nasional strategis seperti BPDP. Kuliah bukan sekadar mencari gelar, tapi membangun jejaring dan menjadi bagian dari penggerak industri sawit yang berdaya saing global. Kelapa sawit adalah komoditas strategis yang menyentuh hampir semua aspek kehidupan modern dan generasi muda petani sawit UNPRI wajib bisa terus berinovasi,” tutur Nugroho.

Dalam pemaparannya, Nugroho juga menguraikan potensi besar industri sawit nasional yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, dengan luas lahan mencapai 16,8 juta hektare, produksi 47 juta ton CPO, dan nilai ekspor mencapai 27,76 miliar USD, yang menyerap lebih dari 16,7 juta tenaga kerja di 26 provinsi.
Produk kelapa sawit dalam negeri, katanya, kini menjadi bagian penting dalam kehidupan rakyat, sering tersandung isu negatif oleh para kompetitor produk minyak nabati lainnya di dunia seperti soybean, rapeseed, sun flower, dan coconut. Produk kelapa sawit sendiri terkandung dalam pasta gigi, sabun, kosmetik, margarin, hingga bahan bakar biodiesel.
Nugroho juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi industri sawit nasional, seperti rendahnya produktivitas petani swadaya, kampanye hitam global, hingga keterlambatan dalam riset dan hilirisasi dibanding negara pesaing seperti Malaysia. Untuk itu, BPDP terus melaksanakan berbagai program strategis seperti replanting sawit dengan dana Rp60 juta per hektare, dukungan bibit unggul, pupuk, pestisida, pelatihan kewirausahaan, serta sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).
Selain menyelenggarakan program pelatihan kepada petani, BPDP juga menyediakan grant riset dan lomba riset sawit bagi mahasiswa senilai Rp20 juta per penelitian, guna menumbuhkan semangat inovasi generasi muda di sektor perkebunan sawit.
Menutup kegiatan, Nugroho memberikan pesan motivatif kepada seluruh mahasiswa, agar terus menempuh pendidikan dengan semangat pantang menyerah dan menjunjung tinggi integritas dan jadilah inovator untuk kelapa sawit nasional. “Ragamu boleh lelah, hatimu boleh patah, matamu boleh basah. Namun semua itu akan terbayar dengan senyum bangga orang tuamu di hari wisuda nanti,” ucapnya penuh makna dalam paparan nya.
Kuliah umum yang dibuka dengan tarian Melayu penyambutan makan sirih dan ditutup tarian Tortor Toba oleh mahasiswa/i UNPRI Creative, meneguhkan peran Fakultas Agro Teknologi UNPRI sebagai fakultas unggulan yang tidak hanya menghasilkan lulusan profesional dan berintegritas berwawasan socio-technopreneurship, tetapi juga siap berkontribusi nyata dalam membangun masa depan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia. (REL/MBB)