KampusMedan – Medan, Sejumlah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas HKBP Nommensen (FEB UHN) Medan, menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang penggunaan Artificial Inteligence (AI) bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Medan, Rabu (13/8/2025), bertempat di Ruang Rapat FEB UHN Medan.
FGD tersebut diselenggarakan dalam upaya penyusunan laporan penelitian BIMA Kemendiksaintek tahun 2025 yang diberi topik “Mengukur Kapabilitas Artidicial Inteligence (AI) dalam Meningkatkan Kinerja UKM dengan Pendekatan Mediasi pada Sektor Kuliner di Kota Medan”, dengan tim peneliti Romindo M.Pasaribu, Hanna M.Damanik, Tri Melda Sitorus, Samuel Richard Ombun Sirait dan Rema Febriani Sitorus.
Dalam FGD tersebut dihadirkan dua orang narasumber, yaitu Romauli Girsang, SE. M.M selaku pelaku bisnis dan Mala Kartika selaku pimpinan Pegadaian Cabang Gaharu Medan, yang diikuti sekitar 25 pelaku UKM Kuliner di Medan.
Dalam paparannya, Roma Uli menjelaskan pentingnya penggunaan AI membantu mempromosikan produk-produk UKM Kuliner di Medan, baik membantu menjangkau target konsumen yang lebih luas, maupun penggunaan AI dalam mendisain brosur, foto dan tampilan produk yang jauh lebih baik.
Untuk memotivasi pelaku UKM Kuliner yang mengikuti FGD tersebut, Roma Uli menunjukkan bagaimana dia mendisain brosur produknya yang kini sudah dikenal luas di Indonesia, baik itu kuliner, ulos, produk hair tonic dan produk lainnya dengan menggunakan bantuan AI.
Sementara itu Mala Kartika menjelaskan skema-skema pinjaman yang bisa diajukan pelaku UKM kepada Pegadaian untuk membantu permodalan mereka. Juga dijelaskan layanan baru Pegadaian seperti tabungan emas dan cicilan emas. Penjelasan Mala Kartika sangat antusias ditanggapi para pelaku UKM Kuliner tersebut, terbukti banyak diantara mereka membuka akun baru layanan Pegadaian Digital usai GFD digelar.

Sebelum FGD berakhir, salah seorang Dosen Tetap FEB UHN Medan selaku peneliti, Romindo M.Pasaribu, mengajukan beberapa pertanyaan kepada para peserta, untuk mengetahui sejauh mana penggunaan AI di bisnis kuliner mereka, antara lain bagaimana kondisi usaha kuliner selama ini, apakah pelaku usaha sudah menggunakan AI dalam menjalankan usahanya, apakah pelaku usaha menggunakan media sosial sebagai media promosi, apakah dalam menjalankan usaha pelaku usaha menggunakan pendanaan dari pihak ketiga (bank, koperasi, rentenir dan lainnya), apa saja kendala yang dialami UKM Kuliner dalam menjalankan usahanya, apakah pelaku usaha pernah melakukan inovasi dari produk makanan yang dijual, apa rencana pelaku usaha dalam 5 tahun kedepan.(RED/MBB)