Home / Kampus / Tawarkan Model CarLos, Dr. Jonson Rajagukguk Pertahankan Disertasinya di Hadapan Sidang Terbuka Pascasarjana Unimed

Tawarkan Model CarLos, Dr. Jonson Rajagukguk Pertahankan Disertasinya di Hadapan Sidang Terbuka Pascasarjana Unimed

KampusMedan – Medan, Di hadapan para penguji pada sidang terbuka Sekolah Pascasarjana Doktor Manajemen Pendidikan, Dr. Jonson Rajagukguk yang juga Dosen Tetap Fisipol UHN Medan mempertahankan disertasinya dengan Judul “Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Collaborative Learning In The Training System (CarLos) Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru SD Di Kabupaten Dairi”.

Adapun para Penguji adalah Prof. Dr. Budi Valianto, M.Pd (Direktur Pascasarjana), Prof. Dr. Abdul Hamid (Dewan Guru Besar), Dr. Arif Rahman, Drs. Sahala Siallagan, M.Sc, PhD, Dr. Sherly SE, MM, Dr. Osberth Sinaga, M.Si, Dr. Sukarman Purba, M.Pd dan Dr. Aman Simaremare, MS.

Dalam paparannya, Jonson Rajagukguk menegaskan bahwa Inovasi utama CarLOS terletak pada kolaboratif design dan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential-based learning), yang dikombinasikan dengan penggunaan teknologi serta keterlibatan aktif guru dalam setiap tahapan pelatihan.

Selain itu, model ini memperkenalkan struktur manajerial pelatihan yang sistematis mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan berbasis data, pelaksanaan berbasis modul, hingga evaluasi berbasis capaian kompetensi. Tidak seperti pelatihan sebelumnya yang lebih bersifat top-down dan berbasis anggaran, CarLOS berbasis kebutuhan nyata guru dan terbukti mampu meningkatkan kompetensi pedagogik secara signifikan dalam aspek teori belajar, pengembangan kurikulum, serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran

Masih menurut Dr. Jonson Rajagukguk, bahwa Keberlanjutan Model CarLOS bergantung pada tiga pilar utama: Dukungan kebijakan dan institusi: model ini dapat diadopsi oleh Dinas Pendidikan karena sudah terbukti valid dan efektif.

Ketersediaan panduan dan modul terstandar: model CarLOS sudah dilengkapi dengan buku panduan pelatihan, instrumen validasi, serta modul pelatihan yang dapat direplikasi. Fleksibilitas adaptif model: CarLOS memiliki sifat adaptif, sehingga mudah dimodifikasi sesuai dengan konteks wilayah lain.

Model ini dilengkapi dengan panduan operasional, modul, dan sistem evaluasi. Selain itu, keterlibatan aktif Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan guru sejak tahap awal menjamin rasa kepemilikan dan keberlanjutan.

Model ini bisa diintegrasikan ke program KKG atau MGMP. Kedepannya jika model ini dikembangkan lalgi melalui pelatihan trainer of trainers (ToT) dan integrasi dalam program peningkatan mutu guru, maka Model CarLOS dapat dijadikan model pelatihan nasional, terutama untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Menurut Dr. Jonson, bahwa Pelatihan CARLOS menjadi solusi peningkatan kompetensi PEDAGOGIK guru SD di Kab DAIRI, karena Pelatihan CARLOS menjadi solusi peningkatan kompetensi pedagogik guru SD di Kabupaten Dairi karena dirancang secara spesifik untuk menjawab kelemahan paling mendasar yang ditemukan di lapangan, yaitu rendahnya penguasaan guru terhadap teori belajar, pengembangan kurikulum, dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Model ini menggunakan pendekatan kolaboratif (Collaborative Learning in Organized Training System), yang memungkinkan guru aktif terlibat dalam merancang, menjalankan, dan mengevaluasi pelatihan.

“CarLOS juga mengintegrasikan teori pembelajaran induktif dan Experience Learning Cycle (ELC), sehingga proses pelatihan menjadi kontekstual, reflektif, dan aplikatif. Hasil pretest–posttest menunjukkan peningkatan signifikan kompetensi pedagogik guru, membuktikan bahwa model ini efektif dan layak digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar secara berkelanjutan”, tegas Dr. Jonson Rajagukguk.

Di akhir paparannya Dr. Jonson Rajagukguk menegaskan bahwa dalam penelitian ini, yang dipromosikan adalah Model Manajemen Pelatihan Berbasis CarLOS (Collaborative Learning in Organized Training System) sebagai sebuah model inovatif, kontekstual, dan efektif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SD, khususnya di Kabupaten Dairi. “Model CarLOS dipromosikan sebagai solusi atas berbagai kelemahan pelatihan sebelumnya”, tegas Dr. Jonson Rajagukguk.(REL/MBB)

Tag:

Tinggalkan Balasan