# Tags
#Kampus

FE UNPRI Sukses Gelar Seminar “Jadi Studentpreneur? Siapa Takut!”

KampusMedan – Medan, Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia (FE UNPRI) sukses menggelar seminar bertajuk “Jadi Studentpreneur? Siapa Takut!”, yang digelar Rabu (5/2/2025) di Kampus UNPRI Jln.Sampul no 3 Medan, diikuti mahasiswa dan siswa SMA yang ada di Kota Medan.

Usai dibuka Dekan FE UNPRI, Dr.Fajar Rezeki Ananda Lubis,SE, MSM, narasumber  Dr.Salman Faris SSi,MM dalam paparannya mengatakan, bahwa bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan

“UNPF menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus demografi ketika setiap orang menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kemandirian anak muda”,ujarnya.

Salman menjelaskan, setiap negara pasti melalui era Bonus Demografi dan ini hanya terjadi sekali dalam sejarah suatu bangsa. Apabila suatu negara tidak siap dalam menghadapi bonus demografi, maka yang terjadi justru adalah bencana demografi, salah satunya pengangguran yang tinggi dimana dapat menimbulkan potensi konflik sosial.

Menurutnya, saat ini dari total jumlah penduduk  Indonesia,  48% diisi oleh Generasi Y dan Z. Lalu Generasi Y dan Z mau jadi apa? Menurutnya idelnya menjadi entrepreneur (wiraswasta).”Wirausaha ataupun wiraswasta merupakan orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, juga menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, dan mengatur permodalan operasinya. Hal ini muncul dari adanya entrepreneurship”,tandasnya.

Tujuan entrepreneurship menurut Salman,  antara lain mendukung munculnya usaha-usaha kecil, kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan semangat berinovasi. Manfaat entrepreneurship  antara lain memberikan peluang untuk mengendalikan nasib sendiri, memberikan peluang untuk melakukan perubahan, memberikan peluang dalam mencapai potensi sepenuhnya, memberikan peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas, memberikan peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usahanya, memberikan peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai serta senang dalam mengerjakannya.

Sedangkah tahapan-tahapan menjadi entrepreneurship menurut Kaprodi Manajemen FE UNPRI ini, antara lain tahap memulai, dimana seseorang kemudian berniat untuk melakukan usaha. Kemudian tahap melaksanakan usaha. Seorang entrepreneur kemudian mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya.

Selanjutnya tahap mempertahankan usaha. Tahapan seorang entrepreneurship dalam melakukan analisis dan juga dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Kemudian tahap mengembangkan usaha. Entrepreneur telah berhasil melewati berbagai masalah dalam usahanya

Supaya sukses menjadi entrepreneur, Salman meminta mahasiswa dan siswa SMA yang hadir pada seminar tersebut untuk memiliki sociopreneurship, yaitu seseorang yang berusaha menggunakan berbagai cara bisnis untuk mengatasi masalah bersama.

Dr.Salman Faris SSi.MM (berdiri) ketika menyampaikan paparannya

“Seorang sociopreneur harus berani mengambil risiko, dan berusaha keras untuk memberikan dampak positif melalui berbagai inisiatif yang dilakukannya. Jika bisnis pada umumnya berusaha mengejar profit setinggi-tingginya, namun, berbeda dengan sociopreneurship. Sociopreneurship memiliki jauh lebih menekankan pada unsur isu sosial daripada keuntungan semata. Namun, bukan berarti sociopreneurship mengabaikan keuntungan. Sociopreneurship tetap menghasilkan profit. Namun, profit tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk membuat sebuah aksi positif daripada keuntungan pribadi”,tegasnya.

Ukuran kesuksesan sebuah sociopreneurship adalah ketika bisnis tersebut mampu memberikan dampak positif yang berarti bagi dunia. Salman menambahkan, karakter sociopreneurship antara lain fokus pada misi sosial, memiliki skala dampak yang besar, inovatif dan terbuka pada feedback.

“Sering sekali Generasi Y dan Z memandang bahwa modal uang merupakan hal paling penting ketika membuka bisnis, padahal selain Capital of Sociopreneurship, intellectual capital sangat penting. Capital adalah komponen penting dalam menjalankan operasional harian sebuah bisnis, serta untuk membiayai pertumbuhan nilainya di masa depan. Selain itu, intellectual capital (aset tidak berwujud) berupa sumber daya informasi serta pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta dapat meningkatkan kinerja perusahaan”,tuturnya.

Jholant Bringg Luck Amelia Sinaga. SE,MM,MAk selaku moderator, ketika menutup seminar tersebut menyampaikan konklusi, perlu dilakukan  peningkatan kualitas SDM agar bisa bersaing di dunia kerja, salah satunya adalah menjadi enterpreneur. Tujuan enterprenuer adalah membangun usaha kecil-kecilan, kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan semangat berinovasi.

Ada dua pertanyaan dari peserta, yaitu Ocha mahasiswa FE UNPRI,  yang bertanya bagaimana agar Gen Z yang ingin terjun sebagai enterprenuer berani mencoba dan tidak kuatir akan kerugian. Pertanyan kedua dari M. Wahyu juga mahasiswa  FE UNPRI, yaitu bagaimana memanfaatkan keterbatasan waktu dan dana dalam memulai menjadi enterprenuer, dan dua-duanya sudah dijawab narasumber dengan jelas dan lengkap.(RED/MBB)